BAB
I
PENAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dewasa
ini, makanan tradisional seperti tiwul dan gatot sudah mulai ditinggalkan,
karena dianggap tiwul bukan makanan yang layak dikonsumsi, kedua, tiwul makanan
orang miskin, ketiga, tiwul makanan yang dikonsumsi karena terpaksa akibat
persediaan beras habis.
Pandangan
seperti itu justru memperlemah ketahanan pangan kita, dan menghambat
diversifikasi pangan untuk memperoleh gizi seimbang. Masyarakat akan malu kalau
tidak makan nasi (beras), malu makan singkong, ubi jalar dan banyak lagi sumber
karbohidrat negeri ini yang layak dikonsumsi. Pemenuhan kebutuhan karbohidrat
masyarakat kita saat ini memang masih didominasi oleh beras. Indonesia
merupakan salah satu negara pemakan beras tertinggi di dunia.
Tidak
mengherankan bahwa hampir 60 persen konsumsi karbohidrat kita, didominasi oleh
padi-padian. Padahal menurut ahli gizi, harusnya seimbang antara padi- padian
dan umbi-umbian dan lainnya. Hal inilah yang harus dikoreksi agar tercipta
sumberdaya manusia yang sehat. Masalah pangan bukan hanya soal ketersediaan,
seperti pemikiran tahun 1960an. Walaupun ketersediaan cukup, apabila sulit
didistribusikan dengan harga terjangkau, maka pangan tidak akan merata diakses
oleh keluarga. Maka aspek distribusi juga sangat menentukan ketahanan pangan
dan asupan gizi bagi anggota keluarga. NTB misalnya selalu mengalami surplus
beras setiap tahunnya, namun rawan pangan juga terjadi.
Faktor
lain yang sangat penting adalah daya beli masyarakat untuk memenuhi konsumsi
yang memenuhi syarat gizi seperti energi dan protein. Dari data yang ada
sebenarnya ketersediaan energi dan protein domestik telah melebihi kebutuhan.
Namun, sebahagian masyarakat kita masih kekurangan kalori dan protein, karena
daya beli yang rendah, dan kurang memahami keberagaman sumber pangan yang ada.
Kekeliruan
mendasar dalam ketahanan pangan kita adalah persepsi masyarakat bahwa pangan
itu identik dengan beras. Padahal sebenarnya sejak dahulu telah tumbuh budaya
lokal (local wisdom) mengkonsumsi non-beras dalam pola makannya yang terbentuk
dari keyakinan, tata-nilai, dan perilaku masyarakat.
Untuk
Papua dan Irian Jaya Barat misalnya, mereka makan umbi-umbian dan sagu. Ubi
jalar ternyata punya kelebihan dibanding beras. Ubi jalar lebih unggul vitamin
A, karotenoid, vitamin C serta serat dibandingkan dengan beras. Tidak
mengherankan mengapa orang Jepang gandrung mengkonsumsi ubi jalar yang
merupakan salah satu komponen tempura.
Di
berbagai daerah di Indonesia makanan pokok masyarakat adalah tiwul. Contohnya
di Jawa timur, yaitu Kabupaten Nganjuk, Kediri, Trenggalek, Tulungagung,
Pacitan, Lumajang, Malang Selatan, dan Kabupaten Gunung Kidul DIY.
Di
beberapa daerah tersebut tanpa tiwul dalam satu hari serasa belum
kenyang-merasa tenaganya kurang. Artinya mengkonsumsi tiwul bukan berarti
keadaan masyarakat itu miskin, rawan pangan, kelaparan, tetapi merupakan
budaya/perilaku pola makan masyarakat setempat. Kalau kita mengunjungi kampung
Cirendeuy di Cimahi Jawa Barat yang seluruh masyarakatnya penganut ajaran
Penghayat, mereka sangat menjunjung ajaran nenek moyangnya dalam mempertahankan
pola konsumsi non-beras yaitu limbah aci atau ampas singkong yang mereka sebut
nasi.
Harus
diakui bahwa bahan pangan dari umbi-umbian (ubi kayu, ubi jalar, garut, talas,
gadung, ganyong, gembili dan suweg) dalam bentuk segar memiliki kandungan
kalori dan protein yang rendah. Karakteristik rendah kalori ubi segar dapat
dihilangkan dengan memprosesnya menjadi bahan kering berupa irisan atau tepung
dengan kadar air setara beras aman simpan.
Kandungan
protein tepung ubi dapat ditingkatkan dengan menambahkan tepung kacang-kacangan
sehingga menjadi tepung komposit. Tiwul merupakan salah satu bentuk olahan
pangan dengan bahan baku ketela pohon yang dikeringkan, kemudian ditepung.
Penganekaragaman
pangan antara lain melalui pengembangan tiwul instan merupakan alternatif yang
paling rasional untuk memecahkan permasalahan kebutuhan pangan (khususnya
karbohidrat). Penataan pola makan yang tidak tergantung pada satu sumber pangan
(beras), memungkinkan tumbuhnya ketahanan pangan keluarga yang pada akhirnya
dapat meningkatkan ketahanan pangan nasional.
B. Rumusan Masalah
·
Apa itu gatot dan
tiwul instan ?
·
Bagaimana peluang
marketing untuk makanan gatot dan tiwul instan ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Tentang
Gatot Dan Tiwul Instan
Gatot adalah jenis makanan tradisional yang terbuat
dari bahan gaplek (Ubi Kayu), konon nama gatot diambil dari singkatan Gagal
Total karena sulitnya menghasilkan panen padi atau gagal panen, sehingga
sebagai ganti dari beras dibuatnyalah makanan jenis ini , namun jangan salah
dari segi kandungan karbohidrat singkong mempunyai kandungan yang lebih tinggi
dibanding beras namun kandungan protein dari singkog hanya sedikit bila
dibanding dengan beras.
Proses pembuatan gatot memakan waktu yang lumayan lama,
Awalnya singkong akan dibuat menjadi gaplek terlebih dahulu. Gaplek dibuat dari
singkong yang dikeringkan setelah dikupas. Masyarakat umumnya membuat gaplek
dengan cara sederhana, yaitu singkong dikupas, utuh atau dibelah kemudian
dijemur. Ada dua jenis gaplek, yaitu gaplek yang putih biasa ditepungkan atau
dibuat tiwul dan gaplek hitam yang sudah difermentasikan dibuatmenjadi gatot.
Warna hitam pada gatot dihasilkan dari proses fermentasi oleh bermacam fungi
dan bakteri yang tumbuh karena selama penjemuran, singkong dibiarkan pada
hamparan siang dan malam. Perombakan pati menjadi senyawa yang lebih sederhana
oleh berbagai fungi dan bakteri menyebabkan tekstur gatot menjadi kenyal.
Adanya fungi dan bakteri ini menyebabkan terjadinya proses fermentasi yang
membuat pati dalam singkong terurai oleh enzim menjadi struktur yang lebih
sederhana sehingga lebih mudah dicerna.
Langkah pembuatan selanjutnya adalah gaplek yang
kehitaman direndam dalam waktu 1 malam. Selanjutnya air rendamannya dibuang
lalu gaplek hitamnya kemudian dicuci bersih dan dipotong kecil-kecil. Karena
sudah mengalami perendaman dan teksturnya sudah lebih lunak, gaplek calon gatot
jadi mudah untuk dipotong-potong. Gaplek hitam lunak yang sudah dicuil-cuil itu
kemudian ditanak, seperti menanak nasi. Sekitar dua jam kemudian, diangkat dari
tungku serta ditata dalam tampah agar cepat dingin. Hasilnya berupa gatot
dengan warna sebagian kecokelatan sebagian hitam, dengan tekstur kenyal dan
rasa serta aroma khas gatot. Cara memakannya seperti halnya makan nasi bersama
sayuran dan lauk-pauknya. Namun saat ini gatot lebih banyak dikonsumsi sebagai
snack dengan parutan kelapa dan kadang-kadang dicampur dengan gula merah.
Biasanya gula kelapa.
Istimewanya Gatot ( gaplek ,singkong )
Perpaduan rasa gurih dengan sedikit rasa manis atau pun asin merupakan ciri
khas gatot. Di samping itu, teksturnya yang kenyal ditambah sedikit kasar dari
parutan kelapa menambah eksotisme tersendiri saat mengunyah gatot. Mengonsumsi
gatot dapat membuat kenyang bertahan lebih lama (awet wareg) karena alat
pencernaan membutuhkan waktu yang lama untuk mencerna gatot. Dan sekarang ini
makan gatot akan semakin lebih mudah karena kita tidak perlu repot-repot meengikuti
proses pembuatannya yang cukup ribet dan lama (belum lagi kalau salah
caranya…rawan kontaminasi…), kini sudah tersedia gatot instan. Tinggal beli,
rendam, kukus, sajikan.
Jangan salah kalau makanan jenis ini tidak
mempunyai nilai gizi, singkong atau ubi kayu merupakan salah satu sumber
karbohidrat lokal Indonesia yang menduduki urutan ketiga terbesar setelah padi
dan jagung. Tanaman ini merupakan bahan baku yang paling potensial untuk diolah
menjadi tepung.
Ubi kayu segar mempunyai komposisi kimiawi
terdiri dari kadar air sekitar 60%, pati 35%, serat kasar 2,5%, kadar protein
1%, kadar lemak, 0,5% dan kadar abu 1%, oleh karena itu bisa merupakan sumber
karbohidrat dan serat makanan, namun kandungan zat gizi seperti protein hanya
sedikit saja.
Tiwul instan adalah salah satu
makanan khas daerah yang terbuat dari singkong yang diolah setengah jadi dan
dikeringkan, Karena instan sehingga cepat untuk menghidangkanya. Biasanya tiwul
instan dijadikan pengganti nasi atau dicampur dengan nasi dan disebut nasi
tiwul, anda pernah mendengar namanya? Tiwul merupakan makanan tradisional warisan nenek
moyang khususnya bagi penduduk yang mendiami pulau jawa. Nasi tiwul bisa di
artikan sebagai nasi bersejarah, karena keberadaanya mulai ada sejak zaman
sebelum penjajahan. Zaman dahulu nasi tiwul di kategorikan sebagai bahan pangan
pokok sebagai pengganti nasi putih dari beras. Yang pada faktanya, dahulu nasi
tiwul hanya di konsumsi kalangan bawah atau orang yang kurang mampu saja.
Nasi berbahan dasar ketela pohon atau singkong
tersebut mempunyai rasa unik dan berbeda dengan nasi putih, serta dapat di
konsumsi dalam berbagai sajian. Seperti menghidangkan dengan campuran parutan
kelapa dan gula merah, selain itu nasi tiwul juga bisa langsung di konsumsi
dengan sajian lauk pauk lainya. Bagi kebanyakan orang jawa nasi tiwul lebih
istimewa jika di konsumsi dengan sambal bawang dan ikan asin bakar, waduh
pengalaman sekali penulisnya?
Namun era modern saat ini merubah segalanya, yang
dahulu nasi tiwul hanya di konsumsi kaum marjinal, sekarang jika anda sebagai
penikmat sejati nasi tiwul, untuk mendapatkanya harus mendatangi tempat-
tempat tertentu atau rumah makan spesial nasi tiwul. Dan hebatnya lagi harga
nasi tiwul pada umumnya tidak semurah nasi putih, sebagai contoh di daerah
lampung yang dahulu mudah sekali mendapatkan tiwul, kini nasi tiwul berubah
menjadi makanan spesial di karenakan harga bahan baku yang melonjak tajam serta
lahan pangan yang semakin sempit. Penasaran? apa saja kandungan nutrisi pada
nasi tiwul yang bermanfaat bagi tubuh kita.
Kandungan nutrisi nasi tiwul di setiap 100 gram bahan
baku (singkong):
o Mengandung 63. 50 gram air
o Fospor sebanyak 40 gram
o Karbohidrat 35 gram
o Kalsium 33 mg
o Vitamin C 30 mg
o Protein 1. 20 mg
o Zat besi 0. 70 mg
o Lemak 0. 30 mg
o Vitamin B1 0. 01 mg
o kalori (121 kal) lebih rendah dari
nasi beras
Manfaat nasi tiwul berdasarkan prosesnya:
o
Menjaga kesehatan pencernaan
Proses pembuatan
tiwul yang cukup lama memungkinkan kandungan pati mengalami interaksi
yang di sebut retrogradasi yang artinya terjadi interaksi antar fraksi amilosa
pada pati ketika selama proses pembuatan dan menghasilkan pati retrogradasi
atau pati resisten. Pati resisten merupakan jenis pati yang lolos untuk
pencernaan yang sehat.
o
Nasi tiwul sebagai sumber energi
Kandungan asam
butirat di dalam nasi tiwul merupakan sumber energi bagi tubuh. Selain
itu, menurut beberapa study kesehatan, asam butirat dapat menghambat
tumbuhnya sel- sel kanker dalam tubuh.
o
Nasi tiwul sebagai makanan diet penderita diabetes
Kita tahu bahwa
penyakit diabetes merupakan jenis penyakit yang sulit sekali di sembuhkan.
Penyakit ini ada sejak tahun 1552 SM (sebelum masehi). Ketika sesorang
terserang diabetes maka si penderita wajib memperhatikan pola makan yang
seimbang. Dan sebenarnya, penderita diabetes mestinya menghindari nasi sebagai
sumber tenaga. Alasanya nasi adalah jenis makanan pokok yang mengandung kalori
cukup tinggi sehingga kalori yang di serap oleh tubuh cepat terurai menjadi
gula, Dan karena itu kesehatan menyarankan umbi umbian sebagai penggantinya,
salah satunya adalah singkong, Namun untuk memudahkan mengkonsumsinya umbi
tersebut di buat menjadi nasi tiwul.
Kenapa nasi tiwul baik untuk
penderita diabetes? karena kandungan kalori pada nasi tiwul (121 kal)
lebih rendah jika di bandingkan dengan nasi putih yang tinggi akan kalori.
Luar biasa
sekali bukan? mari kita budidayakan tanaman jenis umbi yang satu ini, selain
karena rasanya yang unik tentunya juga kaya manfaat.
B. Kalkulasi
Dalam Usaha Gatot Dan Tiwul Instan
·
Modal
awal = Rp 1.000.000
- Pembelian
gatot dan tiwul perkilogram :
- gatot 50 kg = Rp 400.000
- tiwul 50 kg = Rp 400.000
- Plastik
2 pack = Rp 15.000
-
Satu buah
staples = Rp 10.000
-
Isi
staples 2 pack = Rp 4.000
-
Fotocopy
label 480 lembar = Rp 8.000
-
Biaya transportasi
dan makan = Rp 100.000
·
Setiap 50
kg gatot dan 50 kg tiwul dapat menjadi = 125 pack gatot dan 125 pack tiwul
·
Perpack
gatot = Rp 4.500
·
Perpack
tiwul = Rp 4.500
·
Dalam
satu minggu 2 sampai 3 kali berangkat untuk memasarkan dapat menjual sekitar 65
pack gatot dan tiwul, jadi dalam 2 minggu barang sudah dapat terjual habis,
dengan kalkulasi :
-
Dalam 2
minggu dapat berangkat sekitar 6 kali :
-
Untuk
gatot Rp 4.500 x 125 = Rp 562.500
-
Untuk
tiwul Rp 4.500 x 125 = Rp 562.500
-
Biaya
transportasi dan makan Rp 25.000 sekali berangkat, jadi jika 5 kali yaitu : Rp
25.000 x 5 = Rp 125.000
·
Pendapatan
bersih :
-
Total
harga jual gatot perpack – total harga pokok gatot setiap 50 kg
= Rp 562.500 – Rp 400.000 = Rp 162.500
-
Total
harga jual tiwul perpack – total harga pokok tiwul setiap 50 kg
= Rp 562.500 – Rp 400.000 = Rp 162.500
-
Laba
bersih = pendapatan – total biaya
= Rp 162 .500 + Rp 162.500- Rp
125.000
= Rp 200.000
jadi modal awal akan kembali dalam waktu kira-kira 2 minggu dengan
pendapatan bersih Rp 200.000
·
Pendapatan
bersih dalam perbulan jika mampu menjual gatot dan tiwul 200 kg :
-
Rp
200.000 x 2 = Rp 400.000
C. Analisis
SWOT
Ø Strenght
Strenght adalah kekuatan atau kelebihan
makanan gatot dan tiwul instan ini bahan bakunya mudah didapatkan, rata-rata masyarakat
banyak yang menanam tanaman ketela pohon, dan ada produsen yang siap untuk
memproduksi gatot dan tiwul instan dalam skala besar.
Ø Weekness
Weekness adalah kelemahan atau kekurangan
dari usaha marketing gatot dan tiwul instan yaitu apabila musim hujan barang
baku susah didapatkan dan harga perkilonya dapat naik karena proses untuk
menjadikan gatot dan tiwul instan membutuhkan pengeringan dari sinar matahari.
Ø Oportunity
Oportunity adalah peluang dalam usaha
marketing gatot dan tiwul instan yaitu memiliki prospek yang cukup bagus karena
sekarang ini banyak aneka makanan instan yang beredar dan memakai atau
mengandung bahan kimia berbahaya. Tetapi untuk gatot dan tiwul instan ini
sangat aman karena berasal dari bahan yang bergizi dan proses untuk jadi
makanan instan tidak menggunakan bahan-bahan pengawet atau kimia . sekarang
masyarakat sudah banyak yang mengenal makanan ini dan tahu khasiatnya salah
satunya baik bagi penderita diabetes karena mengandung kalori yang sangat
sedikit. Sekarang banyak varians rasa untuk gatot dan tiwul instan yang membuat
selera makanan ini lebih menarik.
Ø Threat
Theard adalah ancaman bagi marketing gatot
dan tiwul instan yaitu sudah mulai banyak pengusaha yang memproduksi sekaligus
memasarkan langsung gatot dan tiwul instan dengan kemasan yang lebih bagus, ada
produsen yang memproduksi gatot dan tiwul instan dengan berbagai varians rasa
seperti rasa manis, original, nangka dll. Ada pengusaha yang memasarkan gatot
dan tiwul instan sampai luar negeri.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gatot
adalah jenis makanan tradisional yang terbuat dari bahan gaplek (Ubi Kayu),
konon nama gatot diambil dari singkatan Gagal Total karena sulitnya
menghasilkan panen padi atau gagal panen, sehingga sebagai ganti dari beras
dibuatnyalah makanan jenis ini , namun jangan salah dari segi kandungan
karbohidrat singkong mempunyai kandungan yang lebih tinggi dibanding beras
namun kandungan protein dari singkog hanya sedikit bila dibanding dengan beras.
Tiwul instan adalah salah satu makanan khas daerah yang terbuat dari
singkong yang diolah setengah jadi dan dikeringkan, Karena instan sehingga
cepat untuk menghidangkanya. Biasanya tiwul instan dijadikan pengganti nasi
atau dicampur dengan nasi dan disebut nasi tiwul.
Dari segi analisis SWOT ( strenght,
weekness, oportunity, threat ) usaha marketing gatot dan tiwul instan cukup
menjanjikan dan memiliki prospek yang cukup baik, itu dapat diketahui dari
pemaparan dalam pembahasan makalah ini bahwa peluangnya sangat tinggi untuk
memperoleh pendapatan dan sekaligus sebagai rasa loyalitas kita terhadap
kuliner indonesia agar dapat populer dikalangan masyarakat indonesia maupun
dunia.
B. Saran
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca pada umumnya dan dosen pembimbing pada khususnya, karena diakui
makalah ini ada kelebihan dan kekurangannya agar lebih baik dan dapat
mengedukasi bagi para pembaca. Tidak lupa juga penulis mohon maaf yang
sedalam-dalamnya jika dalam penulisan maupun isi dari makalah ini ada kesalahan
yang tidak disengaja dari penulis.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.tipswirausahasukses.com/2013/11/langkah-langkah-tips-membuka-usaha_10.html
mantap...
ReplyDeleteSemoga Mahasiswa Lulusan Unira Bisa Memberikan Manfaat Bagi Masyarakat...Aminnnn