Contoh Makalah Kewirausahaan Tentang Gatot Dan Tiwul Instan Lengkap

March 20, 2017
BAB I 
PENAHULUAN
A.  Latar Belakang
Dewasa ini, makanan tradisional seperti tiwul dan gatot sudah mulai ditinggalkan, karena dianggap tiwul bukan makanan yang layak dikonsumsi, kedua, tiwul makanan orang miskin, ketiga, tiwul makanan yang dikonsumsi karena terpaksa akibat persediaan beras habis.
Pandangan seperti itu justru memperlemah ketahanan pangan kita, dan menghambat diversifikasi pangan untuk memperoleh gizi seimbang. Masyarakat akan malu kalau tidak makan nasi (beras), malu makan singkong, ubi jalar dan banyak lagi sumber karbohidrat negeri ini yang layak dikonsumsi. Pemenuhan kebutuhan karbohidrat masyarakat kita saat ini memang masih didominasi oleh beras. Indonesia merupakan salah satu negara pemakan beras tertinggi di dunia.
Tidak mengherankan bahwa hampir 60 persen konsumsi karbohidrat kita, didominasi oleh padi-padian. Padahal menurut ahli gizi, harusnya seimbang antara padi- padian dan umbi-umbian dan lainnya. Hal inilah yang harus dikoreksi agar tercipta sumberdaya manusia yang sehat. Masalah pangan bukan hanya soal ketersediaan, seperti pemikiran tahun 1960an. Walaupun ketersediaan cukup, apabila sulit didistribusikan dengan harga terjangkau, maka pangan tidak akan merata diakses oleh keluarga. Maka aspek distribusi juga sangat menentukan ketahanan pangan dan asupan gizi bagi anggota keluarga. NTB misalnya selalu mengalami surplus beras setiap tahunnya, namun rawan pangan juga terjadi.
Faktor lain yang sangat penting adalah daya beli masyarakat untuk memenuhi konsumsi yang memenuhi syarat gizi seperti energi dan protein. Dari data yang ada sebenarnya ketersediaan energi dan protein domestik telah melebihi kebutuhan. Namun, sebahagian masyarakat kita masih kekurangan kalori dan protein, karena daya beli yang rendah, dan kurang memahami keberagaman sumber pangan yang ada.
Kekeliruan mendasar dalam ketahanan pangan kita adalah persepsi masyarakat bahwa pangan itu identik dengan beras. Padahal sebenarnya sejak dahulu telah tumbuh budaya lokal (local wisdom) mengkonsumsi non-beras dalam pola makannya yang terbentuk dari keyakinan, tata-nilai, dan perilaku masyarakat.
Untuk Papua dan Irian Jaya Barat misalnya, mereka makan umbi-umbian dan sagu. Ubi jalar ternyata punya kelebihan dibanding beras. Ubi jalar lebih unggul vitamin A, karotenoid, vitamin C serta serat dibandingkan dengan beras. Tidak mengherankan mengapa orang Jepang gandrung mengkonsumsi ubi jalar yang merupakan salah satu komponen tempura.
Di berbagai daerah di Indonesia makanan pokok masyarakat adalah tiwul. Contohnya di Jawa timur, yaitu Kabupaten Nganjuk, Kediri, Trenggalek, Tulungagung, Pacitan, Lumajang, Malang Selatan, dan Kabupaten Gunung Kidul DIY.
Di beberapa daerah tersebut tanpa tiwul dalam satu hari serasa belum kenyang-merasa tenaganya kurang. Artinya mengkonsumsi tiwul bukan berarti keadaan masyarakat itu miskin, rawan pangan, kelaparan, tetapi merupakan budaya/perilaku pola makan masyarakat setempat. Kalau kita mengunjungi kampung Cirendeuy di Cimahi Jawa Barat yang seluruh masyarakatnya penganut ajaran Penghayat, mereka sangat menjunjung ajaran nenek moyangnya dalam mempertahankan pola konsumsi non-beras yaitu limbah aci atau ampas singkong yang mereka sebut nasi.
Harus diakui bahwa bahan pangan dari umbi-umbian (ubi kayu, ubi jalar, garut, talas, gadung, ganyong, gembili dan suweg) dalam bentuk segar memiliki kandungan kalori dan protein yang rendah. Karakteristik rendah kalori ubi segar dapat dihilangkan dengan memprosesnya menjadi bahan kering berupa irisan atau tepung dengan kadar air setara beras aman simpan.
Kandungan protein tepung ubi dapat ditingkatkan dengan menambahkan tepung kacang-kacangan sehingga menjadi tepung komposit. Tiwul merupakan salah satu bentuk olahan pangan dengan bahan baku ketela pohon yang dikeringkan, kemudian ditepung.
Penganekaragaman pangan antara lain melalui pengembangan tiwul instan merupakan alternatif yang paling rasional untuk memecahkan permasalahan kebutuhan pangan (khususnya karbohidrat). Penataan pola makan yang tidak tergantung pada satu sumber pangan (beras), memungkinkan tumbuhnya ketahanan pangan keluarga yang pada akhirnya dapat meningkatkan ketahanan pangan nasional.
B.  Rumusan Masalah
·      Apa itu gatot dan tiwul instan ?
·      Bagaimana peluang marketing untuk makanan gatot dan tiwul instan ?





BAB II 
PEMBAHASAN
A.  Tentang Gatot Dan Tiwul Instan
Gatot adalah jenis makanan tradisional yang terbuat dari bahan gaplek (Ubi Kayu), konon nama gatot diambil dari singkatan Gagal Total karena sulitnya menghasilkan panen padi atau gagal panen, sehingga sebagai ganti dari beras dibuatnyalah makanan jenis ini , namun jangan salah dari segi kandungan karbohidrat singkong mempunyai kandungan yang lebih tinggi dibanding beras namun kandungan protein dari singkog hanya sedikit bila dibanding dengan beras.
Proses pembuatan gatot memakan waktu yang lumayan lama, Awalnya singkong akan dibuat menjadi gaplek terlebih dahulu. Gaplek dibuat dari singkong yang dikeringkan setelah dikupas. Masyarakat umumnya membuat gaplek dengan cara sederhana, yaitu singkong dikupas, utuh atau dibelah kemudian dijemur. Ada dua jenis gaplek, yaitu gaplek yang putih biasa ditepungkan atau dibuat tiwul dan gaplek hitam yang sudah difermentasikan dibuatmenjadi gatot. Warna hitam pada gatot dihasilkan dari proses fermentasi oleh bermacam fungi dan bakteri yang tumbuh karena selama penjemuran, singkong dibiarkan pada hamparan siang dan malam. Perombakan pati menjadi senyawa yang lebih sederhana oleh berbagai fungi dan bakteri menyebabkan tekstur gatot menjadi kenyal. Adanya fungi dan bakteri ini menyebabkan terjadinya proses fermentasi yang membuat pati dalam singkong terurai oleh enzim menjadi struktur yang lebih sederhana sehingga lebih mudah dicerna.
Langkah pembuatan selanjutnya adalah gaplek yang kehitaman direndam dalam waktu 1 malam. Selanjutnya air rendamannya dibuang lalu gaplek hitamnya kemudian dicuci bersih dan dipotong kecil-kecil. Karena sudah mengalami perendaman dan teksturnya sudah lebih lunak, gaplek calon gatot jadi mudah untuk dipotong-potong. Gaplek hitam lunak yang sudah dicuil-cuil itu kemudian ditanak, seperti menanak nasi. Sekitar dua jam kemudian, diangkat dari tungku serta ditata dalam tampah agar cepat dingin. Hasilnya berupa gatot dengan warna sebagian kecokelatan sebagian hitam, dengan tekstur kenyal dan rasa serta aroma khas gatot. Cara memakannya seperti halnya makan nasi bersama sayuran dan lauk-pauknya. Namun saat ini gatot lebih banyak dikonsumsi sebagai snack dengan parutan kelapa dan kadang-kadang dicampur dengan gula merah. Biasanya gula kelapa.
Istimewanya Gatot ( gaplek ,singkong ) Perpaduan rasa gurih dengan sedikit rasa manis atau pun asin merupakan ciri khas gatot. Di samping itu, teksturnya yang kenyal ditambah sedikit kasar dari parutan kelapa menambah eksotisme tersendiri saat mengunyah gatot. Mengonsumsi gatot dapat membuat kenyang bertahan lebih lama (awet wareg) karena alat pencernaan membutuhkan waktu yang lama untuk mencerna gatot. Dan sekarang ini makan gatot akan semakin lebih mudah karena kita tidak perlu repot-repot meengikuti proses pembuatannya yang cukup ribet dan lama (belum lagi kalau salah caranya…rawan kontaminasi…), kini sudah tersedia gatot instan. Tinggal beli, rendam, kukus, sajikan.
Jangan salah kalau makanan jenis ini tidak mempunyai nilai gizi, singkong atau ubi kayu merupakan salah satu sumber karbohidrat lokal Indonesia yang menduduki urutan ketiga terbesar setelah padi dan jagung. Tanaman ini merupakan bahan baku yang paling potensial untuk diolah menjadi tepung.
Ubi kayu segar mempunyai komposisi kimiawi terdiri dari kadar air sekitar 60%, pati 35%, serat kasar 2,5%, kadar protein 1%, kadar lemak, 0,5% dan kadar abu 1%, oleh karena itu bisa merupakan sumber karbohidrat dan serat makanan, namun kandungan zat gizi seperti protein hanya sedikit saja.
Tiwul instan adalah salah satu makanan khas daerah yang terbuat dari singkong yang diolah setengah jadi dan dikeringkan, Karena instan sehingga cepat untuk menghidangkanya. Biasanya tiwul instan dijadikan pengganti nasi atau dicampur dengan nasi dan disebut nasi tiwul, anda pernah mendengar namanya? Tiwul merupakan makanan tradisional warisan nenek moyang khususnya bagi penduduk yang mendiami pulau jawa. Nasi tiwul bisa di artikan sebagai nasi bersejarah, karena keberadaanya mulai ada sejak zaman sebelum penjajahan. Zaman dahulu nasi tiwul di kategorikan sebagai bahan pangan pokok sebagai pengganti nasi putih dari beras. Yang pada faktanya, dahulu nasi tiwul hanya di konsumsi kalangan bawah atau orang yang kurang mampu saja.
Nasi berbahan dasar ketela pohon atau singkong tersebut mempunyai rasa unik dan berbeda dengan nasi putih, serta dapat di konsumsi dalam berbagai sajian. Seperti menghidangkan dengan campuran parutan kelapa dan gula merah, selain itu nasi tiwul juga bisa langsung di konsumsi dengan sajian lauk pauk lainya. Bagi kebanyakan orang jawa nasi tiwul lebih istimewa jika di konsumsi dengan sambal bawang dan ikan asin bakar, waduh pengalaman sekali penulisnya?
Namun era modern saat ini merubah segalanya, yang dahulu nasi tiwul hanya di konsumsi kaum marjinal, sekarang jika anda sebagai penikmat  sejati nasi tiwul, untuk mendapatkanya harus mendatangi tempat- tempat tertentu atau rumah makan spesial nasi tiwul. Dan hebatnya lagi harga nasi tiwul pada umumnya tidak semurah nasi putih, sebagai contoh di daerah lampung yang dahulu mudah sekali mendapatkan tiwul, kini nasi tiwul berubah menjadi makanan spesial di karenakan harga bahan baku yang melonjak tajam serta lahan pangan yang semakin sempit. Penasaran? apa saja kandungan nutrisi pada nasi tiwul yang bermanfaat bagi tubuh kita.
Kandungan nutrisi nasi tiwul di setiap 100 gram bahan baku (singkong):
o    Mengandung 63. 50 gram air
o    Fospor sebanyak 40 gram
o    Karbohidrat 35 gram
o    Kalsium 33 mg
o    Vitamin C 30 mg
o    Protein 1. 20 mg
o    Zat besi 0. 70 mg
o    Lemak 0. 30 mg
o    Vitamin B1 0. 01 mg
o    kalori (121 kal) lebih rendah dari nasi beras
Manfaat nasi tiwul berdasarkan prosesnya:
o    Menjaga kesehatan pencernaan
Proses pembuatan tiwul yang cukup lama  memungkinkan kandungan pati mengalami interaksi yang di sebut retrogradasi yang artinya terjadi interaksi antar fraksi amilosa pada pati ketika selama proses pembuatan dan menghasilkan pati retrogradasi atau pati resisten. Pati resisten merupakan jenis pati yang lolos untuk pencernaan  yang sehat.  
o    Nasi tiwul sebagai sumber energi
Kandungan asam butirat di dalam nasi tiwul merupakan sumber energi bagi tubuh. Selain  itu, menurut beberapa study kesehatan, asam butirat dapat menghambat tumbuhnya sel- sel kanker dalam tubuh.
o    Nasi tiwul sebagai makanan diet penderita diabetes
Kita tahu bahwa penyakit diabetes merupakan jenis penyakit yang sulit sekali di sembuhkan. Penyakit ini ada sejak tahun 1552 SM (sebelum masehi). Ketika sesorang terserang diabetes maka si penderita wajib memperhatikan pola makan yang seimbang. Dan sebenarnya, penderita diabetes mestinya menghindari nasi sebagai sumber tenaga. Alasanya nasi adalah jenis makanan pokok yang mengandung kalori cukup tinggi sehingga kalori yang di serap oleh tubuh cepat terurai menjadi gula, Dan karena itu kesehatan menyarankan umbi umbian sebagai penggantinya, salah satunya adalah singkong, Namun untuk memudahkan mengkonsumsinya umbi tersebut di buat menjadi nasi tiwul.
Kenapa nasi tiwul baik untuk penderita diabetes? karena kandungan kalori pada nasi tiwul (121 kal) lebih rendah jika di bandingkan dengan nasi putih yang tinggi akan kalori.
Luar biasa sekali bukan? mari kita budidayakan tanaman jenis umbi yang satu ini, selain karena rasanya yang unik tentunya juga kaya manfaat.

B.  Kalkulasi Dalam Usaha Gatot Dan Tiwul Instan
·         Modal awal = Rp 1.000.000
-  Pembelian gatot dan tiwul perkilogram :
 - gatot 50 kg = Rp 400.000
 - tiwul 50 kg = Rp 400.000
-     Plastik 2 pack = Rp 15.000
-          Satu buah staples = Rp 10.000
-          Isi staples 2 pack = Rp 4.000
-          Fotocopy label 480 lembar = Rp 8.000
-          Biaya transportasi dan makan = Rp 100.000
·         Setiap 50 kg gatot dan 50 kg tiwul dapat menjadi = 125 pack gatot dan 125 pack tiwul
·         Perpack gatot = Rp 4.500
·         Perpack tiwul = Rp 4.500
·         Dalam satu minggu 2 sampai 3 kali berangkat untuk memasarkan dapat menjual sekitar 65 pack gatot dan tiwul, jadi dalam 2 minggu barang sudah dapat terjual habis, dengan kalkulasi :
-          Dalam 2 minggu dapat berangkat sekitar 6 kali :
-          Untuk gatot Rp 4.500 x 125 = Rp 562.500
-          Untuk tiwul Rp 4.500 x 125 = Rp 562.500
-          Biaya transportasi dan makan Rp 25.000 sekali berangkat, jadi jika 5 kali yaitu : Rp 25.000 x 5 = Rp 125.000
·         Pendapatan bersih :
-          Total harga jual gatot perpack – total harga pokok gatot setiap 50 kg
= Rp 562.500 – Rp 400.000 = Rp 162.500
-          Total harga jual tiwul perpack – total harga pokok tiwul setiap 50 kg
= Rp 562.500 – Rp 400.000 = Rp 162.500
-          Laba bersih = pendapatan – total biaya
  = Rp 162 .500 + Rp 162.500- Rp 125.000
  = Rp 200.000
jadi modal awal akan kembali dalam waktu kira-kira 2 minggu dengan pendapatan bersih Rp 200.000
·      Pendapatan bersih dalam perbulan jika mampu menjual gatot dan tiwul 200 kg :
-          Rp 200.000 x 2 = Rp  400.000

C.  Analisis SWOT
Ø  Strenght
Strenght adalah kekuatan atau kelebihan makanan gatot dan tiwul instan ini bahan bakunya mudah didapatkan, rata-rata masyarakat banyak yang menanam tanaman ketela pohon, dan ada produsen yang siap untuk memproduksi gatot dan tiwul instan dalam skala besar.
Ø  Weekness
Weekness adalah kelemahan atau kekurangan dari usaha marketing gatot dan tiwul instan yaitu apabila musim hujan barang baku susah didapatkan dan harga perkilonya dapat naik karena proses untuk menjadikan gatot dan tiwul instan membutuhkan pengeringan dari sinar matahari.
Ø  Oportunity
Oportunity adalah peluang dalam usaha marketing gatot dan tiwul instan yaitu memiliki prospek yang cukup bagus karena sekarang ini banyak aneka makanan instan yang beredar dan memakai atau mengandung bahan kimia berbahaya. Tetapi untuk gatot dan tiwul instan ini sangat aman karena berasal dari bahan yang bergizi dan proses untuk jadi makanan instan tidak menggunakan bahan-bahan pengawet atau kimia . sekarang masyarakat sudah banyak yang mengenal makanan ini dan tahu khasiatnya salah satunya baik bagi penderita diabetes karena mengandung kalori yang sangat sedikit. Sekarang banyak varians rasa untuk gatot dan tiwul instan yang membuat selera makanan ini lebih menarik.
Ø  Threat
Theard adalah ancaman bagi marketing gatot dan tiwul instan yaitu sudah mulai banyak pengusaha yang memproduksi sekaligus memasarkan langsung gatot dan tiwul instan dengan kemasan yang lebih bagus, ada produsen yang memproduksi gatot dan tiwul instan dengan berbagai varians rasa seperti rasa manis, original, nangka dll. Ada pengusaha yang memasarkan gatot dan tiwul instan sampai luar negeri.


BAB III 
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Gatot adalah jenis makanan tradisional yang terbuat dari bahan gaplek (Ubi Kayu), konon nama gatot diambil dari singkatan Gagal Total karena sulitnya menghasilkan panen padi atau gagal panen, sehingga sebagai ganti dari beras dibuatnyalah makanan jenis ini , namun jangan salah dari segi kandungan karbohidrat singkong mempunyai kandungan yang lebih tinggi dibanding beras namun kandungan protein dari singkog hanya sedikit bila dibanding dengan beras.
Tiwul instan adalah salah satu makanan khas daerah yang terbuat dari singkong yang diolah setengah jadi dan dikeringkan, Karena instan sehingga cepat untuk menghidangkanya. Biasanya tiwul instan dijadikan pengganti nasi atau dicampur dengan nasi dan disebut nasi tiwul.
Dari segi analisis SWOT ( strenght, weekness, oportunity, threat ) usaha marketing gatot dan tiwul instan cukup menjanjikan dan memiliki prospek yang cukup baik, itu dapat diketahui dari pemaparan dalam pembahasan makalah ini bahwa peluangnya sangat tinggi untuk memperoleh pendapatan dan sekaligus sebagai rasa loyalitas kita terhadap kuliner indonesia agar dapat populer dikalangan masyarakat indonesia maupun dunia.
B.  Saran
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca pada umumnya dan dosen pembimbing pada khususnya, karena diakui makalah ini ada kelebihan dan kekurangannya agar lebih baik dan dapat mengedukasi bagi para pembaca. Tidak lupa juga penulis mohon maaf yang sedalam-dalamnya jika dalam penulisan maupun isi dari makalah ini ada kesalahan yang tidak disengaja dari penulis.



DAFTAR PUSTAKA
http://www.tipswirausahasukses.com/2013/11/langkah-langkah-tips-membuka-usaha_10.html
Previous
Next Post »

1 comment

  1. mantap...
    Semoga Mahasiswa Lulusan Unira Bisa Memberikan Manfaat Bagi Masyarakat...Aminnnn

    ReplyDelete