teori Baru Pertumbuhan Ekonomi (Neoklasik, Keynesan dan W.W. Rostow) Lengkap

March 31, 2017

BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Suatu perekonomian dikatakan mengalami suatu perubahan akan perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang dicapai pada masa sebelumnya. Menurut Sukirno, pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indicator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan.  Keberhasilan pembangunan suatu daerah dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan ekonominya. Oleh sebab itu, setiap daerah selalu menetapkan target tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi didalam perencanaan dan tujuan pembangunan daerahnya. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal. Teknologi yang digunakan menjadi berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk, dan pengalaman kerja dan pendidikan menambah keterampilan mereka. Pertumbuhan ekonomi merupakan kunci dari tujuan ekonomi makro. Hal ini didasari oleh tiga alasan. Pertama, penduduk selalu bertambah. Kedua, selama keinginan dan kebutuhan selalu tidak terbatas, perekonomian harus selalu mampu memproduksi lebih banyak barang dan jasa untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut. Ketiga, usaha menciptakan kemerataan ekonomi (economic stability) melalui retribusi pendapatan (income redistribution) akan lebih mudah dicapai dalam periode pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
  1. Rumusan Masalah
  1. Bagaimana teori pertumbuhan ekonomi menururt Robert Solow dan Trevor Swan?
  2. Bagaimana teori pertumbuhan ekonomi menurut R.F Harrod dan Evsey Domar?
  3. Bagaimana teori pertumbuhan ekonomi menurut Walt Whitman Rostow ?
  4. Bagaimana Kritik Kuznets Terhadap Rostow dan Penafian Kultur dan Sejarah Dunia Ketiga?




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Teori Pertumbuhan Neo-Klasik (Robert Solow dan Trevor Swan)
Robert Solow dari MIT dan Trevor Swan dari Australian National University secara sendiri-sendiri mengembangkan model pertumbuhan ekonomi yang sekarang sering disebut dengan nama  model pertumbuhan Neo-Klasik. Seperti halnya dengan model Harrod-Domar, model Solow-Swan memusatkan perhatiannya pada bagaimana pertumbuhan penduduk, akumulasi capital, kemajuan teknologi dan output saling berinteraksi dalam proses pertumbuhan ekonomi.
Menurut teori pertumbuhan neoklasik, pertumbuhan output selalu bersumber dari satu atau lebih dari tiga faktor yakni kenaikan kualitas dan kuantitas angkatan kerja, penambahan modal (tabungan dan investasi), dan penyempurnaan teknologi .Salah satu ekonom yang mengembangkan teori ini adalah Robert Solow. Robert Solow menekankan perhatiannya pada pertumbuhan output yang akan terjadi atas hasil kerja dua faktor input utama, yaitu modal dan angkatan kerja. Model yang dikembangkan oleh Robert Solow ini kemudian dikenal dengan nama model Neoklasik Solow.
Pada model Neoklasik Solow diasumsikan bahwa angkatan kerja mengikuti model pertumbuhan eksponensial dengan laju yang konstan . Asumsi yang digunakan dalam model Solow ini tidak realistis, karena model eksponensial tidak memuat penurunan pertumbuhan sebagai akibat dari persaingan untuk sumber daya lingkungan seperti habitat dan makanan. Untuk itu dilakukan modifikasi dari model Neoklasik Solow berdasarkan model pertumbuhan yang lebih realistis yaitu model pertumbuhan logistik.
·         Proses Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi menurut Solow tergantung pada pertambahan penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja, akumulasi modal) dan tingkat kemajuan teknologi. Oleh karena itu, Solow memusatkan perhatiannya pada interaksi kedua faktor tersebut. Asumsi yang digunakan oleh Solow dalam model pertumbuhan ekonominya adalah:
1.      Ada satu komoditi gabungan yang diproduksi.
2.      Output adalah output netto (sudah dikurangi biaya penyusutan modal).
3.      Fungsi produksi bersifat homogen pada derajat pertama.
4.      Faktor produksi buruh dan modal dibayar sesuai dengan produktivitas fisik marginal.
5.      Harga dan upah fleksibel.
6.      Buruh terpekerjakan secara penuh.
7.      Stok modal yang ada juga terpekerjakan secara penuh.
8.      Buruh dan modal dapat disubstitusikan satu sama lain.
9.      Kemajuan teknik bersifat netral.
·         Mekanisme Pasar
Teori Solow melihat bahwa dalam banyak hal mekanisme pasar dapat menciptakan keseimbangan sehingga pemerintah tidak perlu terlalu banyak mencampuri atau mempengaruhi pasar. Campur tangan pemerintah hanya sebatas kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.


B.     Teori Pertumbuhn Ekonomi Keynesian (R.F Harrod dan Evsey Domar)
Sebenarnya banyak sekali teori pembangunan yang telah dikemukakan oleh para ahli ekonomi maupun dari kalangan nonekonomi. Salah satu teori pembangunan yang sampai saat ini masih dipakai, meskipun sudah dikembangkan secara lebih canggih, adalah teori dari Evsey Domar dan Roy Harrod. Kedua ahli ekonomi ini, yang bekerja secara terpisah, mencapai kesimpulan yang sama yakni bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingginya tabungan dan investasi. Kalau tabungan dan investasi rendah, pertumbuhan ekonomi masyarakat negara tersebut juga akan rendah. Hubungan antara pertumbuhan ekonomi, tabungan dan investasi ini kemudian dirumuskan dalam rumus Harrod-Domar yang sangat terkenal di kalangan para ahli ekonomi pembangunan. Teori ini merupakan salah satu bagian dari toeri modernisasi.
Seperti dikatakan di atas, teori ini sudah banyak mengalami modifikasi, sehingga menjadi lebih canggih. Tetapi pada intinya, rumus pembangunan Harrod-Domar ini masih dipertahankan. Rumus ini didasarkan pada asumsi bahwa masalah pembangunan pada dasarnya merupakan masalah menambahkan investasi modal. Masalah keterbelakangan adalah masalah kekuranangan modal. Kalau ada modal, dan modal itu diinvestasikan, hasilnya adalah pembangunan ekonomi. Seperti yang dikatakan oleh Blomstorm dan Hetne.
“Melihat perbedaan yang tampak antara negara-negara industri dan negara-negara yang sedang berkembang, dibuatlah usaha-usaha untuk menggambarkan tingkat dan macam-macam aspek dari keterbelakangan. Persoalan keterbelakangan kemudian dirumuskan sebagai masalah kekurangan, yakni kekurangan modal.”
Karena itu, berdasarkan pada model ini, resep para ahli ekonomi pembangunan di negara-negara Dunia Ketiga untuk memecahkan persoalan keterbelakangannya adalah dengan mencari tambahan modal, baik dari dalam negeri (dengan mengusahakan peningkatan tabungan dalam negeri), maupun dari luar negeri (melalui penanaman modal dan utang laur negeri).
Teori Harrod-Domar itu merupakan perluasan dari analisis Keynes mengenai kegiatan ekonomi secara nasional dan masalah tenaga kerja. Analisis Keynes dianggap kurang lengkap karena tidak membicarakan masalah-masalah ekonomi jangka panjang. Sedangkan teori Harrod¬Domar ini menganalisis syarat-syarat yang diperlukan agar perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang. Dengan kata lain, teori ini berusaha menunjukkan syarat yang dibutuhkan agar perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dengan mantap (steady growth).
·         Teori Harrod-Domar ini mempunyai beberapa asumsi yaitu:
1.      Dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment) dan barang-barang modal yang terdiri dalam masyarakat digunakan secara penuh.
2.      Terdiri dari 2 sektor yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan, berarti pemerintah dan perdagangan luar negeri tidak ada.
3.      Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan nasional, berarti fungsi tabungan dimulai dari titik nol.
4.      Kecenderungan untuk menabung (marginal propensity to save = MPS) besarnya tetap, demikian juga ratio antara modal-output (capital-output ratio = COR) dan rasio pertambahan modal-output (incremental capital-output ratio = ICOR). 
Setelah mengemukakan berbagai asumsi di atas, sekarang kita membahas inti dari teori Harrod-Domar tersebut. Menurut Harrod-Domar, setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu proporsi tertentu dari pendapatan nasionalnya jika hanya untuk mengganti barang-barang modal (gedung-gedung, peralatan, material) yang rusak. Namun demikian, untuk menumbuhkan perekonomian tersebut, diperlukan investasi-investasi baru sebagai tambahan stok modal. Jika kita menganggap bahwa ada hubungan ekonomis secara langsung antara besarnya stok modal (K) dan output total (Y), misalnya jika 3 rupiah modal diperlukan untuk menghasilkan (kenaikan) output total sebesar 1 rupiah, maka setiap tambahan bersih terhadap stok modal (investasi baru) akan mengakibatkan kenaikan output total sesuai dengan rasio modal-output tersebut.
·         Keterbatasan Teori Harrod-Domar
Ada beberapa kelemahan dari teori Harrod-Domar ini yang patut untuk dikemukakan yaitu:
a.       MPS dan ICOR Tidak Konstan
Menurut teori ini, kecenderungan untuk menabung (MPS) dan ICOR diasumsikan konstan. Padahal kenyataannya kedua hal tersebut mungkin sekali berubah dalam jangka panjang dan ini berarti memodifikasi persyaratan-persyaratan pertumbuhan yang mantap yang diinginkan.
b.      Proporsi Penggunaan Tenaga Kerja dan Modal Tidak Tetap
Asumsi bahwa tenaga kerja dan modal dipergunakan dalam proporsi yang tetap tidaklah dapat dipertahankan. Pada umumnya tenaga kerja dapat menggantikan modal dan perekonomian dapat bergerak lebih mulus ke arah lintasan pertumbuhan yang mantap. Dalam kenyataannya, lintasan ini tidak begitu stabil sehingga perekonomian harus mengalami inflasi kronis atau pengangguran kronis jika G tidak berhimpit dengan GW.
c.       Harga Tidak akan Tetap Konstan
Model Harrod-Domar ini mengabaikan perubahan-perubahan harga pada umumnya. Padahal perubahan harga selalu terjadi di setiap waktu dan sebaliknya dapat menstabilkan situasi yang tidak stabil.
d.      Suku Bunga Berubah
Asumsi bahwa suku bunga tidak mengalami perubahan adalah tidak relevan dengan analisis yang bersangkutan. Suku dapat berubah dan pada akhirnya akan mempengaruhi investasi.od-Domar

Prinsip utama dari teori Harrod-Domar yaitu kekurangan modal, tabungan dan investasi menjadi masalah utama pembangunan.
C.          Teori Pertumbuhan Ekonomi Bertahap (Walt Whitman Rostow )
Walt Whitman Rostow (7 Oktober 1916 – 13 Februari 2003) adalah seorang ahli ekonomi dan politikus yang bekerja kepada National Security Advisor pada masa pemerintahan [Presiden Johnson Lyndon Baines Johnson] di Amerika Serikat. Ia berperan penting dalam pembentukan kebijakan Amerika Serikat di Asia Tenggara selama tahun 1960 dan dia merupakan musuh dari komunis. Ia bekerja sebagai penasehat utama selama pemerintahan John F. Kennedy dan Lyndon B. Johnson. Ia mendukung intervensi militer Amerika Serikat dalam Perang Vietnam.
Dalam teori Rostow di jelaskan bahwa modernisasi merupakan proses bertahap, dimana masyarakat akan berkembang dari masyarakat tradisional dan berakhir pada tahap masyarakat dengan konsumsi tinggi. Rostow  membuat distingsi antara sektor tradisional dan sektor kapitalis modern. Frasa-frasa ini terkenal dengan terminologi ‘less developed’, untuk menyebut kondisi suatu negara yang masih mengandalkan sektor tradisional, dan terminologi ’more developed’ untuk menyebut kondisi suatu negara yang sudah mencapai tahap industrialisasi dengan mengandalkan sektor kapitalis modern. Dalam hal prekondisi untuk meningkatkan ekonomi suatu negara, penekanannya terdapat pada keseluruhan proses di mana masyarakat berkembang dari suatu tahap ke tahap yang lain.
Menurut W.W.Rostow mengungkapkan teori pertumbuhan ekonomi dalam bukunya yang bejudul “The Stages of Economic Growth” menyatakan bahwa pertumbuhan perekonomian dibagi menjadi 5 (lima) sebagai berikut:
  • Masyarakat Tradisional (The Traditional Society)
Ilmu pengetahuan pada masyarakat ini masih belum banyak dikuasai. Karena itu, masyarakat semacam ini masih dikuasai oleh kepercayaan-kepercayaan tentang kekuatan di luar kekuasaan manusia. Manusia dengan demikian tunduk kepada alam, belum bisa menguasai alam. Akibatnya, produksi masih sangat terbatas. Masyarakat ini cenderung bersifat statis, dalam arti kemajuan berjalan dengan sangat lambat. Produksi dipakai untuk konsumsi. Tidak ada investasi. Pola dan tingkat kehidupan generasi kedua pada umumnya hampir sama dengan kehidupan generasi sebelumnya.
  • Masyarakat Transisional/ Masyarakat Pra Kondisi Tinggal Landas (the preconditions for take off)
Masyarakat tradisional, meskipun sangat lambat, terus bergerak. Pada suatu titik,dia mencapai posisi transisional. Biasanya, keadaan ini terjadi karena adanya campur tangan dari luar, dari masyarakat yang sudah lebih maju. Perubahan ini tidak datang karena factor-faktor internal masyarakat tersebut, karena pada dasarnya masyarakat tradisional tidak mampu untuk mengubah dirinya sendiri. Campur tangan dari luar ini menggoncangkan masyarakat tradisional itu. Di dalamnya mulai berkembang ide pembaharuan.
  • Lepas Landas (The take off)
Periode ini ditandai dengan tersingkirnya hambatan-hambatan yang mengalami proses pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan merupakan sesuatu yang berjalan wajar, tanpa adanya hambatan yang berarti seperti ketika pada periode prakondisi untuk lepas landas. Pada periode ini, tabungan dan investasi yang efektif meningkat dari 5% menjadi 10% dari pendapatan nasional atau lebih. Juga, industri-industri baru mulai berkembang dengan sangat pesat. Keuntungannya sebagian besar ditanamkan kembali ke pabrik yang baru. Sektor modern dari perekonomian dengan dmikian jadi berkembang.
Dalam pertanian, teknik-teknik baru juga tumbuh. Pertanian menjadi usaha komersial untuk mencari keuntungan dan bukan sekedar untuk konsumsi. Peningkatan dalam produktivitas pertanian merupakan sesuatu yang penting dalam proses lepas landas, karena proses modernisasi masyarakat membutuhkan hasil pertanian yang banyak, supaya ongkos perubahan ini tidak terlalu mahal.
  • Bergerak ke Kedewasan (Maturity)
Lepas landas, akan terjadi proses kemajuan yang terus bergerak ke depan, meskipun kadang-kadang terjadi pasang surut antara 10% sampai 20% dari pendapatan nasional selalu diinvestasikan ke Bali, supaya bisa mengatasi persoalan pertambahan penduduk.  Industry berkembang dengan pesat. Negara ini memantapkan posisinya dalam perekonomian global: barang-barang yang tadinya diimpor sekarang diproduksikan di dalam negeri; impor baru menjadi kebutuhan, sementara ekspor barang - barang baru mengimbangi impor.
Sesudah 60 tahun sejak sebuah negara lepas landas ( atau 40 tahun setelah periode lepas landas berakhir),tingkat kedewasaan biasanya tercapai. Perkembangan industry terjadi tidak saja meliputi teknik - teknik produksi, tetapi juga dalam aneka barang yang diproduksi. Yang diproduksikan bukan saja terbatas pada barang konsumsi, tetapi juga barang modal.
  • Konsumsi Masal Tinggi (high mass consumption)
Karena kenaikan pendapatan masyarakat, konsumsi tidak lagi terbatas pada kebutuhan pokok untuk hidup, tetapi meningkat ke kebutuhan yang lebih tinggi. Produksi industri juga berubah, dari kebutuhan dasar menjadi kebutuhan barang konsumsi yang tahan lama.
Pada periode ini, investasi untuk meningkatkan produksi tidak lagi menjadi tujuan yang paling utama. Pada titik ini, pembangunan sudah merupakan sebuah proses yang berkesinambungan, yang bisa menopang kemajuan secara terus menerus. Seperti halnya teori-teori modernisasi lainnya, didasarkan pada dikotomi masyarakat tradisional dan masyarakat modern. Titik terpenting dalam gerak kemajuan dari masyarakat yang satu ke yang lainya adalah periode lepas landas.
  1. Kelebihan dari Teori Rostow
-          Memberikan kejelasan tahapan-tahapan pencapaian kemajuan yang meliputi :
a)      Masyarakat tradisional,
b)      Masyarakat pra kondisi tinggal landas/masyarakat transisional
c)      Masyarakat tinggal landas,
d)     Masyarakat kematangan pertumbuhan/dewasa dan
e)      Masyarakat dengan konsumsi biaya tinggi.
Tahapan tersebut memberikan tawaran secara terperinci pada pengambil kebijakan di sebuah Negara tentang tahapah dan prasyarat dari pencapaian tahapan yang harus dilalui untuk menjadikan sebuah Negara menjadi lebih maju. Kejelasan teori yang disampaikan oleh Rostow itulah yang melatarbelakangi banyak Negara berkembang menerapkan teori ini dalam pembangunan mereka.
-          Petunjuk jelas yang disampaikan oleh Rostow tentang cara praktis dalam memperoleh sumberdaya modal untuk mencapai tingkat investasi produktif yang tinggi. Cara tersebut disajikan dalam berbagai alternatif yaitu:
a)      Dana investasi dari pajak yang tinggi
b)      Dana invesatasi dari pasar uang atau pasar modal
c)      Melalui perdagangan internasional
d)     Investasi langsung modal asing
  1. Kekurangan dari Teori Rostow
-          Sering terjadi pertumbuhan ekonomi yang semu tidak seperti yang diharapkan oleh teori ekonomi ini. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan ekonomi tertutupi oleh pertumbuhan penduduk akibat penurunan angka kematian. Akibat lanjutannya adalah sebuah Negara menjadi sulit untuk berkembang dan melalui tahap tinggal landas.
-          Dengan dasar teori ini, seringkali Negara harus melakukan mobilisasi seluruh kemampuan modal dan sumber daya alamnya sehingga mencapai tingkat investasi produktif sebesar 10% dari pendapatan nasionalnya. Efek dari teori itu adalah terjadi eksploitasi besar-besaran terhadap sumber alam dan bahan-bahan mentah, tanpa mempertimbangkan kelestarian alam dan pembangunan berkelanjutan di masa yang akan datang. Kerusakan alam justru berakibat pada penurunan ekonomi masyarakat tradisional, penurunan kesehatan, merebaknya penyakit, kerawanan sosial, dan sebagainya.
-          Negara yang menerapkan teori ini seringkali memperoleh sumberdaya modal dari investasi langsung modal asing yang ditanamkan pada bidang pembangunan prasarana, pembukaan tambang, dan struktur produktif yang lain. Investasi ini biasanya dalam bentuk pinjaman, baik dari Negara, kreditor, maupun dari lembaga-lembaga internasional seperti bank dunia, IMF atau dari MNC (Multi Natioanl Corporation).
Pinjaman juga sering diberikan pada pemerintah Negara berkembang untuk mendanai proyek-proyek pembangunan. Dari pola itu terlihat terdapat ketidak seimbangan posisi karena Negara berkembang tersebut berposisi sebagai debitor, sedangkan Negara asing atau lembaga asing adalah kreditor. Negara berkembang selanjutnya sering ditekan sehingga yang tampak, pemerintah Negara berkembang tersebut tidak lebih hanyalah tangan kanan dari Negara asing atau lembaga asing yang ingin mensukseskan agenda-agenda politik maupun ekonominya di Negara yang sedang berkembang. Negara berkembang juga seringkali terjerat utang dan sulit untuk menyelesaikan persoalan utang sehingga menjadikan mereka sulit menuju kemajuan yang diharapkan.
-          Tahap tinggal landas merupakan tahap yang sangat kritis. Dalam teori yang disampaikan oleh Rostow, justru tidak memberikan penekanan pada bagaimana mengatasi problematika yang kritis dalam tahap tinggal landas. Rostow tidak memberikan pembahasan yang mendalam bagaimana cara mengatasi efek negatif dari sebuah pertumbuhan ekonomi yang dipercepat, seperti misalnya efek kesenjangan sosial, distabilitas sosial dan distabilitas politik yang seringkali justru berakibat pada kehancuran yang mendalam seperti misalnya terjadi di Indonesia.
  1. Kritik Kuznets Terhadap Rostow dan Penafian Kultur dan Sejarah Dunia Ketiga
Menurut Kuznets, teori tahap pertumbuhan Rostow tidak mencakup ciri-ciri suatu teori pertumbuhan yang seharusnnya. Menurut Kuznets, suatu teori pertumbuhan haruslah mencakup keempat sifat. Pertama, setiap tahap haruslah merupakantahap yang mempunyai ciri-ciri yang empiris dan dapat ditelusuri kebenarannya. Kedua, ciri-ciri tersebut harus cukup nyata perbedaannya dengan ciri lain. Ketiga, penjelasan atas huungan analitis yang menghubungkan dengan tahapan sebelumnya mencakup proses yang mengakhiri dan selanjutnya berakibat pada munculnya tahap berikut. Keempat, hubungan analitis dengan tahap selanjutnya juga harus dijelaskan.
Kuznets menyatakan bahwa perbedaan tahapan pada teori Rostow sangat kabur sehingga sulit dibedakan karena beberapa ciri pada tahapan prakondisi lepas landas juga ada pada tahapan lepas landas. Contohnya, pada tahapan prakondisi lepas landas terdapat ciri “perkembangan dan kenaikna produktivitas sektor pertanian” namun hal tersebut dianggap hanya mungkin terjadi apabila tingkat penanaman modal berkembang dengan pesat. Dengan kata lain, ciri “penanaman modal bergerak cepat” telah berlangsung sejak tahapan prakondisi lepas landas. Terjadi kesukaran untuk menentukan batasan yang jelas antara satu tahapan dengan tahapan lainnya, dengan begitu, menurut Kuznets, manfaat untuk membahas hubungan analitis antara tahapan-tahapan tersebut menjadi sangat kecil.
Kuznets juga mengkritisi kegagalan Rostow dalam menyatakan ruang lingkup dimana dan pada masa apa teori tersebut berlaku serta pada masyarakan seperti apa. Meski tidak dijelaskan, namun terlihat secara jelas teori Rostow ini iddasarkan pada pertumbuhan yang terjadi di negara-negara maju, untuk menunjukkan tahap pembangunan ekonomi yang akan dilalui negara berkembang. Proses pembangunan ekonomi setiap negara tidaklah sama, melainkan memiliki ciri-ciri yang berbeda. Terutama di Negara Dunia Ketiga yang secara historis dan kultural sangat berbeda dengan Barat yang mayoritasnya negara maju dengan pendapatan tinggi dan minimnya ketimpangan ekonomi antar negara. Lebih jelas lagi, masa pertumbuhan ekonomi setiap negara berbeda-beda dengan corak pembangunanya yang sangat dipengaruhi warisan sejarah. Kesalahan Rostow adalah mengesampingkan fakta-fakta historis dan kultural yang menjadi ciri utama masyarakat Negara Dunia Ketiga. Hal inilah yang dinyatakan Kuznets sebagai kegagalan Rostow dalam mengemukakan ruang lingkup teorinya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan output riil.
Banyak para ahli yang mengemukakan tentang teori dan model pertumbuhan ekonomi seperti teori inovasi Schum Peter, model pertumbuhan ekonomi Harrot-Domar, model Input-Output Leontief model pertumbuhan Lewis, dan model pertumbuhan ekonomi Rostow.
Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh elemen-elemen pertumbuhan ekonomi. Beberapa elemen pertumbuhan ekonomi tersebut yaitu ;
  1. sumber-sumber alam,
  2. sumber-sumber tenaga kerja,
  3. kualitas tenaga kerja yang rendah,
  4. akumulasi kapital.
Dalam pertumbuhan ekonomi peran pemerintah sangat penting untuk mendukung menciptakan suasana yang kondusif sehingga laju ekonomi dapat dicapai dengan baik. Apabila suasana kondusif dalam suatu negara sudah tercipta maka minat para investor untuk menanamkan modalnya akan meningkat, persaingan perdagangan bagus dan masyarakat akan merasa aman dalam melakukan aktifitas sehari-harinya.
 

DAFTAR PUSTAKA



Previous
Next Post »

1 comment

  1. casino.mgm, casinos, promotions & promotions - Dr.
    Casino.mgm.mgm Casino.mgm Casino.mgm.mgm Casino.mgm. Casino.mgm 광양 출장안마 Casino.mgm 김제 출장샵 Casino.mgm. 영주 출장안마 Themed Slots 충청남도 출장마사지 Casino.mgm. 제천 출장샵 Slots Casino.mgm

    ReplyDelete